BEBAN GANDA PEREMPUAN PETANI DAN PERSPEKTIF ALKITAB HAWA SEBAGAI PENOLONG DALAM KEJADIAN 2:18 (Pemberdayaan Perempuan Petani)

Abstract

Perempuan sebagai penolong yang sepadan dalam konsep Kejadian 2:18 tampak dimaknai keliru oleh banyak orang. Perempuan dianggap sosok yang memiliki kemampuan atau material lebih untuk meringankan beban pihak lain. Perspektif yang dikontruksi tersebut kemudian memicu pada penilaian bahwa perempuan adalah pelengkap atau pembantu  dalam rumah tangga. Perempuan selain melakukan pekerjaan di ranah domestik mereka juga selalu terlibat melakukan pekerjaan di ranah publik. Oleh karena itu perempuan petani selain bekerja di kebun, di rumah mengurus anak-anak, mengurus suami, dan mengurus rumah tangga mereka juga melibatkan diri bekerja di ranah publik untuk bisa menghasilkan uang. Beban ganda yang dialami oleh perempuan petani mengakibatkan keterpurukan, keterbatasan waktu  bersosialisasi, bahkan ketertinggalan zaman akibat terlalu banyak melakukan pekerjaan mengurus rumah tangga. Dengan demikian pemberdayaan petani perempuan menjadi sangat penting untuk meningkatkan potensi, nilai bahkan kualitas diri perempuan petani dalam masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca dan gereja-gereja tentang bagaimana memaknai kata penolong yang sepadan dalam Kejadian 2:18 serta menerapkan pemberdayaan kepada kaum perempuan khususnya perempuan petani.